By Bunda Elina
Jika Anda sudah membaca postingan Saya, "Benang Merah .....The Art Of War".
Kita juga perlu menyegarkan kembali ingatan kita tentang sejarah politik ekonomi masa lalu. Setelah memperoleh gambaran akan adanya benang merah konspirasi global kunjungan BC, psywar media dan serangan ke Gaza. Sekarang mungkin Anda bertanya kenapa, metrotv, tribune, kompas group, tempo group dan pasukan media (cetak dan online) yang berafilisi dengan group ini begitu semangat mendewakan calon sebelah dan habis habisan membulli Pak Prabowo Subianto. Plus bangun persepsi kemenangan dengan segala cara.
Kita tahu siapa pemilik media itu sebenarnya. Silahkan googling. Diantaranya,, pemilik/pemegang saham media media itu James Riyady putra Muchtar Riyady, Antony Salim putra Liem Siu Liong, dan Sofyan Wanandi.
Apa pula benang merahnya dengan konglomerat hitam pengemplang BLBI dan kepentingannya dengan AS corporate (include perusahaan multinasionall milik warga AS keturunan Yahudi) yang menguasai tambang dan migas kita.
Mereka lakukan segala cara sebenarnya untuk melanggengkan hegemoni kekuasaan ekonnominya di negeri kita. Untuk itulah, mereka perlu Presiden boneka. Karena mereka dengan sekutunya Tiongkok dan Jepang memang secara ekonomi sudah "menjajah" kita.
Jelasnya, mari kita telusuri rekam jejak salah satu katalis mereka, Sofyan Wanandi.
Oo Siapa Dia?
Sofyan Wanandi adalah salah satu pendiri CSIS, kemudian bersama Ali Murtopo (penasehat militer) dan Sujono Humardani (penasehat ekonomi) Pak Harto kebijakan ekonomi yang diolah di CSIS dan diopersikan melalui para menteri yang dikenal kelompok mafia barkeley. Mereka diduga adalah kepanjangan tangan kepentingan AS. Dan CSIS bentukan Sofyan Wuanandi CS sebagai lembaga think thangnya.
Siapa Mafia Barkeley?
Tim ekonomi yang menjadi arsitek orde baru.
Pemimpin tidak resmi dari kelompok ini ialah Widjojo Nitisastro
Para anggotanya antara lain Emil Salim, Ali Wardhana, J.B. Soemarlin, Dorodjat K, Prof. Sumarlin, Prof. Soebroto, Prof. Sadli, Prof. Ali Wardana, Prof. Emil Salim). Mereka diyakini ekonom-para menteri kepanjangan kepentingan AS; Mereka patut diduga orang-orang yg paling bertanggung jawab atas segala kekacauan ekonomi dan politik dimasa orde baru. Merekalah yang membidani lahirnya konglomerat hitam pengemplang BLBI. Di lain pihak kesenjangan ekonomi semakin parah.
Sa'at Pak Harto menyadari telah memelihara anak harimau yang setelah kuat hendak menerkam "soft kudeta" dengan berbagai konspirasi. Dengan teguh Pak Harto di kawal ummat Islam sekuat tenaga mengembalikan jati diri ekonomi-politik bangsa. Merombak formasi para pembantunya, Menolak setiap wapres yang disodorkan kelompok ini, memperkuat Ummat Islam dengan restu mendirikan ICMI dll. Mengizikan anak-anaknya menjadi pengusaha untuk imbangi kekuatan ekonomi konglo taipan yang waktu itu ditentang mereka dengan tuduhan KKN, hingga terahir mengangkat Pak Habibie sebagai Wapres. Memuncaklah kemarahan mereka. Dibuat skenario untuk melumpuhkan kekuasaan Pak Harto. Caranya, buat ekonomi Indonesia bangkrut. Soros borong dollar, konglo hitam larikan assetnya, ngeplang hutang dan distribusi sembako yang telah dikuasainya dibuat langka. PHK dan kesulitan ekonomi di mana mana. Mereka gagal dengan cara kuasai birokrasi strategis, posisi militer strategis, diplomasi untuk menaklukkan Pak Harto. Lalu mereka lumpuhkan dengan ciptakan tsunami ekonomi. Hanya rakyat yang lapar yang bisa menggerakan massa (pemuda dan mahasiswa).
Upaya reformasi totalnya gagal dan agenda reformasi perlahan terus berjalan.
Kini peluang come back fulll tengah didesign, dengan berbagai cara mereka ingin memperkuat cengkeramanya di bumi pertiwi. Mereka ingin melanjutkan agendanya hingga ke level Presiden RI-nya orang yang bisa mereka kendalikan. Itulah mengapa media mereka begitu masiv menabrak akal sehat meuncuci otak anak negeri.
Lalu apa tindakan Anda sebagai anak bangsa?
Tidak ada komentar :
Posting Komentar