JAKARTA - Pengurus Gerindra, Pius Lustrilanang, menyayangkan statement di akun facebooknya yang dipelintir oleh beberapa media nasional. Media itu menulis seakan Pius mengaku bahwa Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa Kalah.
“Mereka mencomot sebagian saja kata-kata saya. Mereka tak mengambil kalimat terakhir di tulisan itu. Di akhir alinea saya menuliskan ‘cuma ada yang tertukar’,” kata Pius kepada media, Kamis (17/7/2014).
Menurutnya, kalimat itu mengartikan bahwa saat ini masih ada perbedaan, soal siapa yang menang. Tulisan itu diterjemahkan oleh beberapa media sebagai pengakuan bahwa pasangan Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa sudah kalah dari pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla.
“Semua masih belum jelas dan sebaiknya menunggu keputusan KPU. Kita juga patut menghormati siapapun yang telah mengawal proses pemilu supaya berlangsung jujur dan adil. Tulisan itu bukan berarti saya mengakui kemenangan Jokowi dan JK. Saya sesalkan media yang pelintir ucapan saya,” katanya.
Di akun facebook miliknya, Pius menulis tulisan dengan judul Beroposisi Sama Terhormatnya Dengan Memerintah. Di alinea pertama, dia mengatakan bahwa “Dengan selesainya pleno rekapitulasi suara di tingkat kecamatan (15/7/2014) dan dimulainya rekapitulasi di tingkat Kabupaten sejak (16/7/2014), pemenang pilpres sudah diketahui publik. Saya mencoba menghitung data DB1 yang sudah di-upload di Website KPU, ternyata hasilnya tidak jauh beda dengan hasil yang ditayangkan di situs www.kawalpemilu.org., cuma ada yang tertukar”.
Di sisi lain, Pius menuntut pasangan capres Jokowi dan JK untuk menyatakan ‘Siap Menang dan Siap Kalah’ sebagai bentuk sikap ksatria dalam kompetisi Pilpres 2014.
“Saya tidak mendengar satu kalipun pasangan Jokowi-JK menyatakan siap kalah siap menang dari pasangan itu,” kata Pius Sedangkan Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa dalam banyak kesempatan, berkali-kali melontarkan pernyataan Siap Menang Siap Kalah sebagai bentuk dari sikap ksatria.
Pernyataan itu menurut Pius menunjukkan kematangan dalam berdemokrasi. “Siapapun presidennya, pemenangnya adalah demokrasi yang telah kita pilih dan perjuangkan selama satu dekade ini. Keyakinan saya terhadap demokrasi tidak akan pernah berubah,” kata Pius.
Menurut Pius, seharusnya Jokowi-JK menyatakan sikap ini sebelum 22 Juli. “Mereka harus berkata itu agar para para simpatisan tenang, jika kenyataannya berbeda dengan bayangan mereka,” kata Pius.
Menurutnya pemimpin seharusnya bisa menenangkan publik serta menciptakan suasana kondusif, “Bukan membiarkan suasana tambah panas,” kata Pius. Menurut Pius, hal ini penting karena belum ada keputusan resmi dari KPU.
(ful)
Tidak ada komentar :
Posting Komentar