NAVIGASI

Sabtu, 23 Agustus 2014

POLRI OVER ACTING TANGANI DEMO DAMAI PENDUKUNG PRABOWO-HATTA

Aksi damai relawan prabowo-hatta diMK

Propokasi dimulai oleh pihak polri


Aksi brutal POLRI menyebabkan banyak jatuh korban
Sejak tim Pembela Merah Putih mengajukan gugatan Perselisihan Hasil Pemilihan Umum (PHPU) ke Mahkamah Konstitusi (MK) pada tanggal 25 Juli 2014, hampir setiap hari massa pendukung Prabowo-Hatta berkumpul di tepi jalan Merdeka Barat di depan gedung MK Jakarta. Mereka melakukan demo damai dengan berorasi, menyanyikan lagu-lagu penyemangat, membawa bendera dan spanduk untuk mendesak MK agar memutuskan PHPU secara jujur & adil, bahkan sebagian melaksanakan sholat di pinggir jalan. Identitas mereka jelas dan ada korlap penanggungjawab, tak satu pun membawa senjata tajam, senjata api apalagi granat atau bom!

Sejak tanggal 20 Agustus 2014 malam diberlakukan siaga-1 untuk kawasan Gedung MK bahkan meluas sampai ke seluruh Jakarta, seolah para "teroris" akan menyerbu! Sampai-sampai Tomy Soeharto yang lama tidak terdengar kabarnya memberi komentar di akun fb-nya (http://nasional.inilah.com/read/detail/2129000/tommy-soeharto-beraninya-melawan-rakyat-sendiri#.U_e3aMU0Wgx)

Tanggal 21 Agustus 2014 disaat para Hakim MK membacakan bagian pembukaan dari keputusannya, terjadilah insiden itu. Media massa pro Jokowi-JK tentu saja memuat kejadian itu dengan bumbu kata-kata yang dibikin "seram" agar pembacanya tertarik dan mengecam tindakan pendukung Prabowo-Hatta, seperti tulisan ini: Kronologi Kerusuhan Massa Pro-Prabowo di MK (http://www.tempo.co/read/news/2014/08/21/083601284/Kronologi-Kerusuhan-Massa-Pro-Prabowo-di-MK), seolah-olah terjadi "kerusuhan besar" seperti Mei 1998!

(Saat ini kita mungkin sudah bisa membedakan mana media massa netral dan mana media massa yang tidak bermutu dan tidak berimbang dalam pemberitaannya, jadi dengan perkembangan teknologi sekarang ini untuk apa buang-buang duit beli koran semacam itu mending mencari berita melalui internet atau halaman-halaman di fb dari sumber beragam yang bisa mengimbangi. Kekuatan pendukung Prabowo-Hatta adalah 50% rakyat Indonesia, bila semua kompak tidak membeli koran atau media massa semacam itu, maka mereka akan kehilangan omset/oplah yang cukup besar, biar tahu rasa dan cepat bangkrut!)

Berikut ini tulisan dari dua saksi mata yang mengalami langsung kejadian tersebut namun tidak dimuat oleh media massa, sehingga POLRI memanfaatkan media massa untuk membela jajarannya seolah perbuatan mereka itu sesuai prosedur dan alasan macam-macam untuk membela diri:
- http://www.kaskus.co.id/thread/53f6b75cbdcb17df1d8b45a0/saya-saksi-mata-dan-salah-satu-korban-demo-di-mk-kemarin/
- https://archive.today/59BG4

Anda yang tidak berada di tempat kejadian (TKP) silahkan menilai sendiri kejadian tersebut, dimana TKP Patung Kuda itu berjarak sekitar 700-800 meter dari gedung MK sedangkan massa meminta maju hanya 10 (sepuluh) meter tapi dijawab dengan tindakan represif - lebih tepat: tindakan ANARKIS - dari aparat POLRI! Pantaskah POLRI disebut pelindung masyarakat?

- Fadli Zon : Polisi Over Acting, Copot Kapolda! (http://m.wartabuana.com/read/fadli-zon--polisi-over-acting-copot-kapolda.html)
- Jenguk ke RSPAD, Prabowo Minta Para Korban Demo MK Bersabar (http://indonesiasatu.kompas.com/read/2014/08/21/23032871/jenguk.ke.rspad.prabowo.minta.para.korban.demo.mk.bersabar)
- Prabowo Santuni Relawan yang Jadi Korban Aparat (http://nasional.inilah.com/read/detail/2129839/prabowo-santuni-relawan-yang-jadi-korban-aparat#.U_fg38U0Wgw)

Menghadapi pendemo dalam urusan masa depan bangsa ini yang terpecah dalam dua kubu yang jelas, POLRI mungkin lupa bahwa gaji, persenjataan dan perlengkapan mereka sebanyak 50% berasal dari kubu rakyat Indonesia yang mereka hadapi dengan cara kekerasan itu!

Tidak ada komentar :

Bagikan