Lugu dan Lucu –nya Pak JKW
** Saat memberikan kuliah umum di Balai Senat Universitas Gadjah Mada (UGM), Jogjakarta (Selasa, 9/12), Pak JKW memberikan pernyataan bahwa pemerintah sama sekali tidak pernah menaikkan harga BBM. Pak Jokowi mengklaim bahwa yang dilakukan adalah mengalihkan subsidi dari BBM ke sektor lain yang lebih bermanfaat.
** Beliau juga menegaskan bahwa mahasiswa yang melakukan demo itu adalah salah sasaran... dan bahkan diberitakan sebagian besar mahasiswa dan civitas akademika yang mendengarkan ucapan Jokowi itu bertepuk tangan. [tepuk tangan karena sungkan yah... ]
** Seperti sebelum-sebelum
** Sementara orang menyanjung bahwa Pak JKW itu cerdas dan pintar karena mampu membahasakan kenaikan harga BBM dengan bahasa ilmu ekonomi. Tetapi, menurut saya pernyataan beliau itu terlalu lugu KARENA BISIKAN DARI PARA PENASEHAT EKONOMINYA seyogyanya beliau juga mengetengahkan dampak dari dialihkannya subsidi tersebut, YAITU AKHIRNYA HARGA BBM KEPADA KONSUMEN OTOMATIS NAIK !!! beliau boleh bilang tidak menaikkan harga BBM jika [akibat dialihkannya subsidi] memang tidak ada kenaikan harga di tingkat konsumen. Tapi faktanya, harga BBM itu sebetulnya naik gak sih ? Apa ganti harga saja
** Mungkin ada yg bertanya, “emang mungkin, mengalihkan subsidi tanpa menaikkan harga BBM ?” jawabnya mungkin saja... contoh : jika ada terobosan lain seperti memperbanyak pasokan BBM dengan peningkatan eksplorasi, eksploitasi dan pengilangan minyak bumi di dalam negeri. Sulit ??? iya memang sulit dan butuh proses, tetapi tidak lantas serta merta bisa seenaknya “mengelabuhi” rakyat dengan PERNYATAAN YANG TIDAK BERIMBANG.
** Efek Domino, Efek Multiplier adalah kelaziman otomatis yang timbul dari kenaikan harga BBM [akibat dialihkannya subsidi] yang JARANG disinggung oleh Pak JKW dan ini adalah ironi dengan pernyataan beliau yang sering gembar-gembor membela wong cilik. Rakyat yang hidup “MENDEKATI” Garis Kemiskinan –lah yang paling menderita dari keputusan naiknya harga BBM, karena dia tidak tersentuh dengan berbagai paket bantuan. Jadi bila ada yg bantah, bahwa rakyat miskin udah dibantu dengan BLT ? ah bercanda ‘deh....
** Lebih lucu lagi, jika pembelaan kenaikan HARGA BBM selalu dikaitkan dengan pembangunan infrastruktur & suprastruktur..
** Selalu akan muncul pertanyaan, orang kok bisanya cuman-cuman nyalahin dan kritik Pemerintah terus... apa alternatif solusinya ??? saya jawab alternatif solusinya BANYAK, tergantung “tingkat kemauan” dari pemerintah contohnya untuk tahun-tahun pertama Pemerintah Jokowi boleh –lah menunda dulu pembangunan infrastruktur dan suprastruktur [kalau perlu nambah hutang luar negeri juga gakpapa, asal terukur dan terkendali] tetapi dengan diimbangi dengan kebijakan extraordinary contoh pajak progresif, pembenahan besar2an institusi dan sistem birokrasi dari lembaga penerima pendapatan negara [seperti kantor pajak, bea cukai, instansi pemungut retribusi] dan pembenahan serius BUMN-BUMN... JADI TIDAK ASAL MENAIKKAN HARGA JUAL BBM DI SAAT HARGA MINYAK DUNIA JATUH, DENGAN ALIBI PENGALIHAN SUBSIDI. Bagi yang protes lagi, ‘ah nanti juga akan di kritik terus... Kritik jangan ditakuti.. Yang perlu ditakuti adalah terus menerus mengelabuhi karena ketidakkreatifa
** Gaya ngeLes [#bukan urusan saya, #saya tidak menaikkan BBM], Menyalahkan pihak lain [nyalahin anak buah #transjakarta, nyalahin mahasiswa #demo bbm] adalah rutinitas keseharian Pak Jokowi dari sejak menjadi walikota solo hingga jadi Presiden sekarang yang mestinya pelan2 ditinggalkan dengan belajar mengedepankan diplomasi jujur yang penuh empati...
He..he... nanti ada yg komentar, “sok pintar melebihi presiden, kenapa tidak kamu saja yg jadi presiden ?” komentar yang ginian, tinggal ngopi aja jelang siang
http://
http://
Tidak ada komentar :
Posting Komentar