NAVIGASI

Sabtu, 23 Agustus 2014

PRABOWO DAN KESEMPATAN TERAKHIR NKRI

Dulu prabowolah yang berjuang dengan segala daya demi jokowi
Jokowi sungkem sama mbok megawati

Oleh: Abi Syakir

Sebenarnya yang menjadi masalah di negeri kita ini adalah sifat KHIANAT. Itu masalah laten, sejak zaman perjuangan dulu. Banyak orang kita ini wajahnya, pakaian, bahasa, cara bergaul seperti kita. Tapi hati di pihak musuh. Inilah yang selalu menjadi sumber masalah bangsa ini.

Kalau Jokowi terpilih sebagai presiden RI, ya dapat diperkirakan kehidupan bangsa ini akan semakin hancur-lebur. Jaringan mafia China akan semakin merajalela; penguasaan sumber-sumber energi dan tambang oleh Amerika, negara-negara Eropa; potensi pasar akan dimonopoli produk Jepang, Korea, dan produk asing lainnya; format keuangan negara akan terus bergantung ke hutang luar negeri; subsidi ke rakyat akan terus dikurangi, karena uang APBN dipakai untuk membayar hutang dan bunganya; dan tentu saja jaringan pasar domestik akan dikuasai mall-mall, hyper market, minimarket sejenis Alfamart, Indomaret, dan lainnya.

Bahkan dunia pertanian, perkebunan, perikanan, peternakan pun akan dikuasai usahawan-usahaw
an China. Hal semacam ini sudah tergambar jelas di depan mata.

Nanti secara sosial kita akan dapati banyaknya aliran-aliran sesat gentayangan; kaum hedonis dan homoseks semakin menjadi-jadi; kehidupan masyarakat dikuasai oleh TV yang berani menghina agama dan simbol-simbol kesuciannya; peredaran narkoba, seks bebas, pornografi, pelacuran, dan seterusnya akan semakin menjadi-jadi. Termasuk tentunya bencana alam akan terus melanda sebagai “bonus kehidupan”.

Ancaman yang paling parah, negeri Indonesia atau NKRI ini akan terpecah-belah. Ya alasannya sederhana, ketika Jakarta tidak bisa memperbaiki keadaan negara, ya rakyat di daerah akan semakin realistik.
Mereka akan berpikir:
“Buat apa mengandalkan Jakarta, sementara mereka tidak peduli dengan kita di daerah? Sudahlah merdeka saja!”

Dalam keadaan gerakan separatis marak dimana-mana, anggota Kopassus dan Brimob akan sangat sibuk bekerja.

Jadi intinya, masa depan NKRI dipertaruhkan di bawah ancaman kepemimpinan Jokowi nanti. Ya semua ini merupakan konsekuensi dari dipilihnya PRESIDEN BONEKA yang menghamba pengkhianatan dan kehancuran. Jokowi adalah sosok terbaik untuk misi tersebut.

Kini di hadapan kita ada sosok Prabowo Subianto sebagai pilihan. Orang ini sebenarnya masih banyak kekurangan dan kelemahan, layaknya tokoh-tokoh politik yang lain. Tapi kita percaya dengan tekad dan niat baiknya untuk mengarahkan haluan kehidupan bangsa ke arah yang lebih baik. Dia tidak disukai oleh siapapun yang kini mati- matian mendukung Jokowi, seperti jaringan Mafia China, Amerika, Singapura, negara-negara kapitalis Eropa, dan sebagainya.

Soal PPP kini merapat ke Jokowi, karena memang politisi seperti Surharso Monoarfa, Pangkapi, Romaharmuzy, Hamzah Haz, dan kawan-kawan itu yang dicari cuma: makan, duit, tenar, dan hedonisme. Orang begituan tidak pantas mengikatkan dirinya dengan label Islam.

Sebaiknya mereka menyebut diri sebagai “politisi pemburu syahwat”. Itu lebih gentle. Manusia-manusia begini tidak ragu mengkhianati agama, dengan nafsu diri dan kelompoknya sendiri. Sangat mengerikan...!!!

Semoga Allah Ta’ala membalas kecurangan mereka, khianat mereka, jual-beli mereka atas suara Ummat dengan harga murah. Hancurkan mereka ya Allah ya Rabbana; rusak kehidupan mereka ya Rabbana;
burukkan nasib mereka dan keluarganya ya Rabbana. Ya Allah berikan balasan atas setiap syahwat yang mereka dapat dengan mengkhianati Ummat, balaslah dengan kepedihan yang amat sangat. Aamiin Allahumma amiin.

Siapapun yang berkhianat atas amanat Ummat, layak didoakan keburukan.

Dalam pandangan kami, posisi Prabowo sangat strategis. Ia merupakan kandidat yang kuat untuk melawan pencitraan Jokowi.

Dia punya kemampuan dalam memimpin dan bersikap. Dia juga punya program-program menuju kedaulatan bangsa, seperti layaknya Hugo Chavez dan Eva Morales. Kalau misalnya dalam dirinya ada kekurangan-kekurangan, maka para kandidat dari komunitas Muslim juga punya kekurangan, yaitu tingkat popularitas dan elektabilitas yang kurang dibandingkan sosok Jokowi.

Misalnya seluruh suara partai Muslim 32 % merapat ke sosok tersebut; masalahnya, bagaimana dengan 68 % sisanya? ini kan Pilpres, bukan Pileg lagi. Kalau 60 % suara masuk Jokowi, jelas dia akan menjadi RI-1.
Cobalah gunakan nalar politik yang agak baik.

Kini carilah jalan untuk memperjuangkan kesempatan terakhir NKRI....disini Kami sendiri hanya sekedar memberi saran dan masukan.

Ada yang mengingatkan kami, “Hati-hati, jangan terlalu keras menyerang Jokowi. Kalau nanti dia menjadi presiden, bisa bahaya Anda.”

Kami katakan: justru para pengecut itu yang bahaya nasibnya.

Mereka tidak dibutuhkan dalam kehidupan ini. Alam semesta, manusia, dan Rabbul ‘alamiin tidak menyukai kaum pengecut. Malah orang-orang yang teguh hati, kuat dalam sikap, dan berpihak kepada Ummat, insya Allah akan selalu baik-baik saja.

Kalau pun dia meninggal dalam perjuangan, itu ditakar sebagai kematian syahid, insya Allah. Kami tidak gentar menghadapi masalah serumit apapun di negeri ini. Rabb kami adalah ALLAH TA’ALA, yang menguasai jagad raya. Agama kami adalah Islam yang sempurna, ideal, penuh berkah.

Rasul kami adalah Sayyidul Mursalin, Muhammad SAW. Panduan hidup kami adalah Al Qur’an. Dengan keempat wasiat ini, apa yang harus ditakutkan?

Kami tidak akan gentar menghadapi apapun, karena alam raya ini, termasuk Indonesia di dalamnya, adalah milik Allah Ta’ala, Rabb kami.

Rasul SAW mengingatkan: “La tatamannau an talqa al ‘aduw, wa in laqitumuhum fashbiru, ala innal jannata tahta zhilalis suyuf” (janganlah kalian merindukan bertemu musuh; namun bila musuh sudah di hadapan kalian, bersabarlah; ketahuilah bahwa surga berada di bawah naungan pedang).

Semoga bermanfaat.! Amin ya Sallam.

Tidak ada komentar :

Bagikan