SPEKTANEWS (Jakarta) Berita pengunduran diri Rachmawati Soekarnoputri dari Ketua Dewan pertimbangan Partai Nasdem pada akhirnya menggelindingkan babak baru adanya ancaman nyata kehancuran NKRI.
Rachmawati mengungkapkan bahwa pengunduran dirinya disebabkan bergabungnya Partai Nasdem ke koalisi PDIP untuk mengusung pancapresan Joko Widodo dan pancawapresan Jusuf Kalla. Ada hal besar menyangkut Joko Widodo yang tak disampaikannya kepada publik secara terbuka waktu itu. Negarawan dari keluarga Bung Karno ini menyampaikan sinyal buruk yang akan terjadi pada bangsa hanya secara internal partai.
"Sebagai Ketua Dewan Pertimbangan (Wantim) partai, saya tidak digubris secara sosiologis politis maupun ideologis. Kalau suara Wantim tidak didengar saya berpikir pada waktu itu, mungkin saya akan mengundurkan diri," kata Rachmawati di rumahnya, Rabu (6/8).
Sejak pertama, Rachmawati diketahui tak berhenti menentang mati-matian pencapresan Joko Widodo. Keberatannya diakui putri Bung Karno itu juga berkali-kali tak pernah dihiraukan DPP Nasdem, termasuk oleh Ketua Umum Nasdem, Surya Paloh. Dan saat Partai Nasdem tetap bersikeras mengusung pencapresan Joko Widodo maka dengan berat hati pula Rachmawati harus mengirimkan ‘surat cerai’ ke kantor DPP partai yang selama ini menaunginya.
Namun surat pengunduran dirinya yang dikirimkan ke DPP Partai Nasdem pada 23 Juli 2014 Rachma beralasan pengunduran dirinya disebabkan posisinya di Dewan Pertimbangan Nasdem diabaikan oleh DPP Nasdem, termasuk Ketua Umum Nasdem Surya Paloh.
Yang menghebohkan adalah surat Rachmawati kepada DPP Nasdem tersebut berisi isyarat kehancuran NKRI.
"Terhitung sejak hari ini Kamis, tanggal 24 Juli 2014, saya menyatakan mengundurkan diri dari Ketua Dewan Pertimbangan Partai Nasdem karena saya tidak ingin terlibat dan tidak ingin ikut disertakan dalam proses penghancuran Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)." tulis Rachmawati.
Tidak ada komentar :
Posting Komentar