NAVIGASI

Senin, 04 Agustus 2014

Na’udzubillah, Kubu Jokowi Palsukan Surat Dukungan Ulama ke Prabowo


Sejumlah tokoh Ulama berpengaruh di Pamekasan, Madura, Jawa Timur mendatangi Kantor Panwaslu untuk melaporkan tindak pencatutan, pemalsuan, penipuan, serta pembohongan publik yang dilakukan kubu Capres Joko Widodo-Jusuf Kalla, melalui surat surat dukungan mereka yang seharusnya hanya untuk Prabowo-Hatta tapi malah dicatut dan dimanipulasi oleh kubu Jokowi-kalla, Selasa (8/7).

Dalam surat selebaran yang ditemukan itu, Ketua Relawan Prabowo-Hatta, KH Lailurrahman, mengatakan, surat dukungan para Ulama ke Prabowo-Hatta diubah oleh kubu Jokowi-Kalla, hingga seolah-olah para Ulama tersebut mendukung pasangan nomor urut 2 tersebut. Lalu kemudian, selebaran surat dukungan palsu itu disebar luaskan agar masyarakat memilih Jokowi-Kalla.

Tidak tanggung-tanggung, aksi penipuan kubu Jokowi-Kalla melalui surat dukungan palsu itu disebarkan hingga di lima kecamatan di Pamekasan dengan sasaran pasar-pasar tradisional, masjid dan mushala. Lima kecamatan itu meliputi Kecamatan Kadur, Kecamatan Pakong, Kecamatan Palengaan, Kecamatan Pegantenan dan Kecamatan Proppo.

Menurut dia, surat asli dukungan itu ditujukan kepada pasangan Prabowo-Hatta yang ditandatangani 17 pengasuh pesantren se-Pamekasan. Surat itu diedarkan kepada masyarakat pada saat Prabowo-Hatta datang ke pondok pesantren Al Hamidy, Banyuanyar, Selasa (24/6). Surat tersebut dibuat pada tanggal 14 Sya'ban 1435/11 Juni 2014 M.

"Surat asli dukungan itu kemudian dipalsukan dengan mengubah seluruh isinya kepada dukungan pasangan Jokowi-JK dan dibuat pada tanggal 8 Juli 2014," kata Lailurrahman di kantor Panitia pengawas Pemilu Pamekasan bersama para Ulama pendukung Prabowo-Hatta.

Modus pemalsuan itu, dengan mengubah seluruh redaksi surat. Enam poin yang ada di dalamnya adalah wajib mencoblos pada tanggal 9 Juli, jangan terkena fitnah money politic, jangan keluar dari shaf muslimin, pilihlah Prabowo-Hatta karena didukung mayoritas parpol berbasis Islam dan ulama Jawa-Madura, dianjurkan menjadi relawan pemenangan Prabowo-Hatta, serta selalu siap menjadi saksi/pendamping di TPS.

Sementara surat palsu memuat lima poin. Poin pertama adalah ulama pesantren Pamekasan meminta maaf atas beredarnya tausiyah dukungan kepada Prabowo sebab setelah ditelusuri secara mendalam keluarga Prabowo beragama Kristen Protestan.

Poin 2 dan 3 sama dengan surat aslinya, sedangkan item keempat mengajak masyarakat memilih pasangan Jokowi-JK karena akan membawa maslahat untuk umat Islam. Item kelima adalah dianjurkan mengajak keluarga, tetangga untuk mencoblos Jokowi-Kalla dan mengawasi TPS dari kecurangan.

"Setelah surat dukungan diketik ulang kemudian tanda tangan 17 Ulama, lalu digunting dan ditempelkan di surat palsu. Kemudian surat itu diperbanyak dan disebarkan kepada masyarakat," ungkap pria yang juga pengasuh Pesantren Umul Quro, Plakpak Pegantenan ini.

Berdasarkan keterangan yang diperoleh Lailurrahman dari warga, surat itu disebarkan menggunakan mobil setelah makan sahur hingga pagi hari. Namun warga tidak sempat mendokumentasikan plat nomor mobil penyebar surat.

"Surat itu jelas melecehkan para Ulama pesantren di Pamekasan. Saya minta Panwaslu segera menindaklanjuti pelanggaran ini," cetusnya.

Menurut Lailurrahman, relawan sendiri masih terus menyelidiki siapa pelakunya. Pihaknya juga sudah mengadu ke Kapolres Pamekasan untuk turut serta mengungkap pelakunya karena di dalamnya sudah ada unsur fitnah bahkan mengandung unsur SARA.

Ketua Panwaslu Pamekasan, Ahmad Zaini berjanji akan segera menindaklanjuti laporan para Ulama tersebut. Pihaknya akan menggelar rapat untuk menentukan langkah-langkah konkret. [Kompas/Spektanews/bersamadakwah]

Tidak ada komentar :

Bagikan