Capres Joko Widodo atau Jokowi yang mau menjadikan 1 Muharram sebagai hari Hari Santri Nasional justru mengalami penyempitan.
"Wong sudah menjadi Tahun Baru Islam kok malah disempitkan," kata Ketua PBNU, Slamet Effendi Yusuf, Rabu (2/7) sebagaimana dikutip detik.com.
Mantan Ketua Umum GP Ansor ini menegaskan 1 Muharam sudah hari besar. “Tahun Baru Islam. Apa masih kurang besar tanggal itu dihargai sebagai hari libur nasional?” ujar Slamet.
Kata Slamet, orang NU diajarkan untuk mendahulukan kepentingan yang lebih besar dari kepentingan khusus atau eksklusif. Jadi, kalau mau meningkatkan santri jangan simbolik. "Bantu santri tumbuh kembang melalui visi belajar mengajar yang zamani," jelas Slamet.
Selain itu, dengan memberi anggaran di APBN/APBD serta apresiasi atas alumninya.
"Jadi tolong akhiri keriuhan yang pada akhirnya tidak membawa manfaat apa-apa buat santri khususnya, umat Islam dan bangsa Indonesia padaa umumnya,” urai Slamet. "Sekali lagi, santri jangan mau diadu."
Tidak ada komentar :
Posting Komentar