NAVIGASI

Sabtu, 02 Agustus 2014

Fakta dan Bukti Kecurangan Pilpres 2014, KPU dan Bawaslu ‘Cuek’?


Banyak sekali kecurangan yang di abaikan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) dalam ajang Pemilihan Presiden (Pilpres) 2014 kal ini. Dan sudah banyak terungkap ada permainan untuk mendukung kecurangan yang ada. Ketika KPU nyata tidak becus kerja, Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) pun pura-pura buta. Padahal banyak mata bisa menyaksikan dengan cepat kecurangan-kecurangan yang ada.


Jika proses Pilpres 2014 berjalan dengan jujur dan adil (Jurdil), maka hasilnya juga akan baik. Namun jika sebaliknya, maka bisa hancur negeri ini jika dipimpin dari produk Pilpres yang tidak berkualitas.
Oke, baiklah berikut ini Fakta yang kuat untuk menyimpulkan bahwa KPU tidak becus kerja. Hal itu tentunya berimplikasi kepada kecurangan yang massif terjadi di mana-mana.

Kabar dan berita terbaru kecurangan Pilres 2014 banyak yang terjadi

#1. Mengenai jumlah Daftar Pemilih Tetap (DPT) yang aneh.
Hal ini terlihat dengan banyaknya ditemukan suara siluman yang bertujuan untuk menggelembungkan suara Kandidat tertentu. (baca disini).

#2. Di duga ada 37 Hacker ‘Asing’ Gelembungkan Empat Juta Suara Golput
Kasus ini sudah di tangani sama pihak Kepolisian. Dikabarkan bahkan pelakunya warga cina atau yang akrab di panggil ‘Aseng’. Jadi ‘Asing’ juga ‘Aseng’. Berita tentang hal ini sudah banyak media yang meliput, jadi Anda bisa googling aja dengan mudah.

#3. Anggota Komisioner KPU diduga tidak netral
Ini pengakuan dari Aria Bima, tim sukses Jokowi – Jusuf Kalla yang mengatakan bahwa ada anggota KPU yang tidak netral. (lihat videonya disini  ).
Selain itu voa-Islam.com melaprokan bahwa Ketua KPU berpihak kepada salah satu capres, dan terbukti pernah melakukan pertemuan. Bukan hanya itu, ternyata istri Husni Kamil Malik ini adalah Endah Mulyani yang tak lain adik istri Jusuf Kalla, Mufidah anak dari H. Buya Mi’ad (ayah) Sitti Baheram (ibu). Nah lho… ternyata Husni Kamil Malik adik ipar dari Jusuf Kalla. Ini bisa memungkinkan KPU tidak netral dalam bekerja, karena ada ‘konflik kepentingan’ . (Baca disini)

#4. Kubu Prabowo sama Jokowi sama – sama menduga bahwa KPU Curang.
Pernyataan kubu Jokowi – JK kepada publik, bahwa hanya kecurangan yang bisa mengalahkan kami. Pernyataan tersebut begitu massif dimana-mana. Poin nomor tiga diatas juga mendukung hal ini.
Nah, Pihak Prabowo-Hatta juga menduga bahwa KPU curang, buktinya dengan menolak hasil piplres dan minta diulang untuk beberapa TPS, namun KPU tetap ‘ngotot’ mengumumkan Presiden terpilih dan melemparkan bola panas ke Mahkamah Konstitusi (MK).
Jika kedua kubu sudah mengakui bahwa KPU curang, maka wajar jika Prabowo-Hatta menggugat KPU. Ini Konstitusional, bukan anarkis. #mikir

#5. Ditemukan Keanehan Data Hasil Scan Form C1 di Situs KPU
Tentu saja banyak masyarakat menduga ada kecurangan karena banyak keanehan dan kejanggalan pada data hasil hasil scan form C1 Pilpres 2014 di situs resmi KPU, pilpres2014.kpu.go.id/c1.php mulai dari data tertukar, dugaan kecurangan karena jumlah yang salah dan lainnya. Ya, lebih dari 50 persen data C1 yang memuat data pemungutan suara pemilihan presiden dan wakil presiden sebagian sudah di-scan dan diunggah ke situs resmi Komisi Pemilihan Umum. (Baca disini ).

#6. Adanya LSM yang menggugat KPU
Beberapa hari sebelum rekapitulasi KPU tanggal 22 Juli 2014 yang mengumumkan pasangan Joko Widodo – Jusuf Kalla menang, ada beberapa LSM yang melaporkan KPU ke KPK (baca disini) dan meminta KPU menunda hasil perhitungan suara sampai 8 Agustus 2014 karena Pilpres 2014 dinilai cacat hukum. (baca disini).

7. Jutaan Suara Rakyat Hilang dimakan ‘Hantu’.
Selain kasus kecurangan penggelembungan suara, juga di temukan banyaknya suara yang hilang. Artinya rakyat sudah mencoblos, cuma suaranya hilang dimakan ‘hantu’. Aneh tapi nyata! Jumlah suara yang hilang bukan sedikit, ada jutaan suara. (baca disini).

#8. Terjadinya pihak KPPS di TPS mencoblos surat suara sendiri (update 25/7)
Hal ini terjadi di daerah Papua berdasarkan hasil rekaman video yang sudah banyak beredar. Banyak yang kecewa dengan kejadian tersebut, karena sebenarnya banyak masyarakat Papua yang tidak melakukan hak pilih, di samping lokasi TPS yang jauh, juga ternyata kertas suara sudah di coblos sendiri oleh petugas KPPS.

Saksikan video sebagai bukti kecurangan Pilpres 2014 di bawah ini.
 Tonton vidionya klik DISINI

Atas video tersebut, Mentri Politik Hukum dan Hak azasi Manusia (Menkopolhukam) mengharapkan supaya KPU bisa melakukan evaluasi atas penyelenggaraan Pilpres 2014.

“Penyelenggara pemilu kan KPU, jadi silakan KPU mengevaluasi,” ujar Menkopolhukam Djoko Suyanto di Stasiun Pasar Senen, Jakarta Pusat, Kamis (24/7/2014) yang dikutip dari Sindonews.

#9. Ada 265 kotak suara yang tidak dibuka dan dimusnahkan surat suaranya (update 25/7)

Tentu hal ini dilakukan oleh petugas KPU yang berada di TPS, jika dugaan ini benar, maka pasangan nomor 1 dan nomor 2 sama-sama dirugikan. Dan keduanya punya peluang untuk mengajukan gugatan ke Mahkamah Konstitusi.

Seperti dilansir dari inilahcom yang melaporkan bahwa, ada temuan dari tim Prabowo-Hatta yang menemukan adanya 265 kotak suara yang tidak dibuka dan dimusnahkan surat suaranya.

“Jika benar demikian, sebaiknya kedua kubu capres (calon Presiden) nomor urut 1 dan nomor urut 2 sama-sama mengajukan gugatan ke MK (Mahkamah Kosntitusi). Bahwa penyelenggara Pemilu dan pengawas Pemilu telah melakukan pelanggaran dan meminta agar diadakan pemungutan suara ulang diseluruh TPS yang diduga bermasalah,” kata Mudzakkir, Kamis (24/7/2014).

Menurutnya hal itu penting, agar pemenang Pilpres dipilih secara adil dan jujur.

“Jika menang karena perbuatan curang yang diduga dilakukan penyelenggara dan pengawas pemilu, semestinya malu sebagai pemenang yang akan memimpin negara berdasarkan Pancasila yang kita cintai,” ujarnya.



Itulah beberapa indikasi kecurangan yang terjadi dalam pelaksanaan Pilpres 2014.

Sebenarnya masih banyak lagi kecurangan, keanehan,keganjilan dalam pelaksanaan Pilpres 2014 ini, bagi pembaca yang mau menambahkan, silahkan tulis di kolom komentar ya. Atau jika ada yang salah, mohon dikoreksi. Terima kasih.

Intinya, sekecil apapun bentuk kecurangan, pelanggaran yang ada, rakyat harus tahu karena uang rakyat yang digunakan KPU untuk menyelenggarakan Pemilu 2014.

Tidak ada komentar :

Bagikan