NAVIGASI

Jumat, 01 Agustus 2014

Sudah Shalat Istikhoroh, Para Kyai NU Se-Jatim Dukung Prabowo-Hatta

Rois Syuriah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jatim KH Miftachul Akhyar menyatakan kiai/ulama NU se-Jatim mendukung pasangan Prabowo-Hatta.
"Kami sudah 3-4 kali melakukan tabayyun terkait berbagai isu dan komitmen Prabowo, kemudian istikhoroh juga sudah dilakukan," katanya kepada Antara di Surabaya, Jumat.
Ditanya alasan dukungan para kiai NU se-Jatim itu, pengasuh Pesantren Miftachussunah, Kedungtarukan, Surabaya itu menyatakan para kiai sudah melakukan perbandingan amaliah di antara capres yang ada.
"Prabowo adalah nahdliyyin tulen, meski tidak pernah menjadi pengurus dalam struktur, sejak lama mantan Pangkostrad dan Danjen Kopassus itu dekat dengan amaliah NU," katanya.
Jadi, Prabowo adalah NU dalam amaliah, meski NU dalam kepengurusan.
"Dia sejak lama dekat dan ikut membesarkan NU," kata ulama yang mengkritisi kecaman Ketua Umum PP GP Ansor Nusron Wahid terhadap para kiai NU saat menghadiri deklarasi 'Gerakan Indonesia Mengaji' di Surabaya pada beberapa waktu lalu.
Secara terpisah, Sekjen DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) H Imam Nahrawi

menyatakan pihaknya tidak mempersoalkan sikap politik para kiai sepuh Nahdlatul Ulama (NU) yang berseberangan dengan PKB dalam Pemilu Presiden (Pilpres) 9 Juli 2014.
"Ini negara demokrasi, siapapun boleh menentukan pilihan," katanya setelah Silaturrahim Kiai Kampung dan Modin se-Kota Surabaya di kawasan wisata Sunan Ampel, Surabaya.
Nahrawi tidak bisa mengatakan sikap para kiai sepuh itu tidak berpengaruh kepada suara PKB dalam Pilpres nanti. Namun, dia yakin dengan kekuatan nahdliyin di Jatim. Umat nahdliyin diyakini sudah menentukan pilihannya.
"Jadi artinya, secara psikologis dan emosional sangat kuat hubungannya. Di pasangan lain (Prabowo-Hatta), tidak bisa menilai dan warga NU masih punya memori cukup kuat dengan figur keduanya," katanya.
Ia mengingatkan jangan sampai timbul penyesalan di belakang, karena ini kekuasaan tertinggi di republik ini, karena sekali salah menentukan Presiden, maka akan banyak undang-undang, anggaran, produk hukum lainnya, mungkin tidak berpihak pada kepentingan warga nahdliyin.
Pemilihan Presiden 9 Juli 2014 diikuti oleh dua pasangan calon masing-masing pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa dan Joko Widodo-Jusuf Kalla.


Tidak ada komentar :

Bagikan